Tuesday 18 October 2016

Coffee on rainy day

Suasana asik dan tempat yang menarik semakin lengkap ketika di temani oleh rintik hujan di Sabtu sore itu. Seperti biasanya, hampir setiap hari Sabtu David memiliki kegiatan penuh di gereja, latihan musik untuk pelayanan hari Minggu, melatih anak-anak dan berkomsel ria sampai sore. Berbeda dengan kegiatanku, yang bisa di katakan free. Tentunya mengharapkan di hari libur bisa selalu bepergian atau sekedar nongkrong di suatu tempat dan menghabiskan hari Sabtu berdua, layaknya pasangan-pasangan biasanya. Tapi nyatanya memang tidak bisa, karena kegiatan-kegiatan diatas. Seringnya aku menunggu sampai David menyelesaikan semua kegiatannya sambil nongkrong di salah satu cafe Braga, Bandung dan mengerjakan beberapa pekerjaan sambil-sambilan. Karena memang basicnya aku bukan orang bisa mengerjakan sesuatu di rumah. 
Awal-awal menjalani ini mungkin sedikit aneh, karena nyatanya malam minggu sedikit sersikan *wajar anak muda.  

Setelah David selesai semua giliranku yang komsel bersama teman-temen di jalan Gagak, David yang menunggu sambil mengerjakan tugas untuk hari Senin. Yah bisa dibayangkan bagaimana. 
Tapi hal ini nggak jadi sesuatu yang merugikan, bahkan bersyukur bisa sama-sama berkomunitas yang tentunya belajar untuk hidup benar, saling mengerti apa arti pelayanan, tidak egois dengan kegiatan sendiri. 
Dan baru sadar, ternyata kami sudah jalani hal ini hampir satu tahun. Nggak hanya menerima tetapi berlajar untuk memberi. Memberi waktu, tenaga untuk komunitas kita. Dan ternyata tidak ada lagi hari "malam minggu", malam minggu hanya sekedar judul saja. Bisa mengganti malam minggu dengan hari yang lain. Pilih hari atau waktu-waktu yang memang kita berdua bisa. 

Labirin
Dan Bandung yang hampir setiap harinya dibasahi hujan ternyata tidak mengurunkan niat orang-orang untuk bepergian. Yap termasuk kami, setelah kegiatan David selesai dan sebelum dengan kegiatanku berlanjut, kami meluangkan waktu sejenak untuk sekedar jalan-jalan di daerah Braga dan tepatnya di Balai Kota. Tempat yang tidak pernah sepi, apalagi sekarang ini sedang ada renovasi di beberapa sudut tempat ini. Makin tidak sabar ingin melihat bagaimana hasilnya nanti. Ingat benar, hampir setiap kali di tempat ini kami selalu sibuk cari mang Cuanki, tidak nggak tau kenapa rasanya pas, untuk sekedar duduk-duduk dipinggiran tanaman Balkot dan makan semangkuk cuanki. Tapi Sabtu kemarin kecewa karena nggak ada. Padahal berharap bisa sedikit menghangatkan perut yang lagi kosong dan sepertinya memang enak waktu selesai hujan.  

Location : Balai kota Bandung
Photos by : David & I



No comments:

Post a Comment

Hot Spring