Saturday 21 July 2018

Sunflowers


Location: Sky Level, Paris van Java Bandung


Why?

Hari-hari ini terlalu banyak hal yang menapar aku. Dari perkataan orang yang mungkin orang itu ga sadar kalau apa yang dia katakan itu bener-bener berarti besar untuk aku secara pribadi. Tentang masa depan dan hari yang harus aku semakin cepat melangkah. Ada rasa senang dan bangga dengan semua hal sudah yang aku kerjakan. Tapi ada juga hal yang buat aku menyesal, kenapa aku harus terjun di bidang ini terlalu cepat tanpa berpikir panjang akibatnya akan seperti apa.
Rasanya ingin mengulang hari itu dan menunggu moment yang tepat untuk ambil sebuah keputusan yang besar. 
Passion yang bisa menghidupi dan semua hal yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Apalagi kalau bukan tentang bisnis yang masih pasang surut. 
Ga bisa dibohongi, kita ga bisa menempatkan kedua kaki kita di atas dua perahu. 
Dan itu yang aku alamin sekarang. Rasanya sulit, lelah dan tidak bisa berharap hasil yang berbeda dari perkerjaan yang sama.

Tapi kembali lagi, kalo kita mau ambil respon yang benar akan ada banyak hal yang bisa aku syukuri. Pertama tentunya pengalaman aku bertambah, relasi bertambah dan skill semakin bertambah pula. Ya, aku percaya semua hal ga akan ada yang sia-sia kalo mau belajar bersyukur.

Thanks for today!

Satu foto dengan sejuta makna.
Tepatnya malam ini, imanku dikuatkan lagi. Dibakar lagi dan ditantang lagi. 
Dalam hal ini aku ga butuh orang yang hebat atau terkenal, aku ga butuh orang yang memiliki uang banyak dan bla.. Bla.. Bla... 
Tapi dimana aku bisa merasakan suasana rumah. Ya, di dalam rumah kita bisa menjadi apa adanya, dirumah kita tau baik dan buruk anggota keluarga kita dan menerima setiap kekurangan. Di rumah mungkin ada kala kita menyakiti atau tersakiti tapi tidak lantas untuk pergi dan pindah ke rumah orang lain. Tetapi tinggal tetap.
Dibentuk dan menjadi dewasa bersama.
Ya ini yang aku rasakan, terlebih bersyukur untuk mentor kami, orang tua rohani kami dan gembala kami. Terlalu banyak pelajaran hidup yang aku dengar dari mereka dan harus aku alami juga. Disini aku ga merasa mereka sebagai pemimpin saja tapi menjadi seorang gembala yang baik. Yang menerima dan memelihara domba dombanya. 

Kali ini aku, David, Ka Adit, Olive, Hagai, om Rudy and tante Sisca. Sesudah pulang kerja duduk bersama, makan bersama, becandaan dan om mulai sharing. Ini adalah awal yang baik dan sesuatu yang aku nantikan juga sejak lama. Dan ya akhirnya bisa kumpul bersama, untuk segera melakukan sesuatu. 
Om dan tante begitu mempersiapkan generasi, ga hanya soal pelayanan aja tapi sampai masuk kedalam kehidupan. Dan ini real, sesuatu yang harus orang-orang lewati. Membangun suatu hubungan dengan Tuhan dan sesama, karir dan rencana selanjutnya.
Aku percaya mereka sangat menyayangi kami, peduli sampai kepada hal yang mungkin tidak semua orang bisa sentuh untuk urusan pribadi. Contoh nyatanya aku dan David waktu jaman PDKT. Aku yakin mereka bukan orang yang sok ingin ikut campur urusan orang dalam hal yang negatif tapi aku yakin mereka peduli. 
Dalam tahap kami pacaranpun mereka ga cuman sekedar "oh, oke mereka aman"
No!
Tapi jauh dari itu mereka juga tau yang terbaik untuk kami dan mau mengarahkan ke jenjang selanjutnya. Sejujurnya aku ga pernah nemu orang kaya mereka. Aku bersyukur, bersyukur, bersyukur. Ya, bagaimanapun kita anak muda, dan sepintar apapun kita. Kita butuh arahan dan ya bisa jadi Tuhan yang mau bicara pada kita melalui mereka. 
Sudah umurnya kita mendapatkan bertanyaan.
Kapan nikah?
Kapan nikah?
Kapan nikah?

Aku ga mau pusing dengan orang yang sejenis itu, pertanyaan basa basi yang beneran basi. Tapi om dan tante yang bener-bener membuka pikiran kita dan melalui mereka aku dan David berani untuk melangkah. Meskipun aku harus memenuhi kebutuhan keluarga. Disini aku harus berespon positif dan percaya Tuhan punya rencana. Aku ga mau pusing dengan urusan yang bukan di luar kontrol aku dan David. 
Selanjutnya, cuman bisa berdoa. Bangun keintiman dengan Dia. 

Noted!

Hari Jumat yang terlalu random. Setelah pulang dari kantor aku dan David ke Ciwalk untuk beli note karena butuh dan rasanya ga bisa hidup tanpa note. Kalian gitu juga ga sih? 
Oke, Dua note kesayangan aku ga sengaja kecampur dengan note kantor. Kan kesel, makanya harus beli lagi note baru. 
Aku termasuk orangnya pelupa parah, jadi hal yang harus aku lakukan adalah mencatat dan mencatat. Ini sudah jadi kebiasaan dari aku SMP. Tapi mungkin ga sedetail sekarang. Semua aku tulis, catatanku di bangku sekolah jadi bahan rebutan temen temen karena tulisan aku lengkap dan serba ditulis, dari jaman curhat di buku dairy sampe ke to do list kemudian hari apa, resolusi, dll

Dan itu berlanjut sampai sekarang. Sejujurnya kalo bikin note di hp kurang efektif dan serasa menuh menuhin hp aja. Jadi lebih memilih untuk nulis. Kebiasaan yang ga pernah hilang sampai sekarang adalah malam malam atau pagi hari sebelum melakukan kegiatan aku cari, buka note untuk nulis hal apa aja yang akan aku lakukan seharian itu. 

Sederhana saja misalnya tulis hari dan tanggal besok. Kemudian buat perpoint apa aja yang akan aku lakukan hari itu, bahkan bisa buat schedule sampai seminggu. Seneng karena bisa membagi waktu dan tidak membuang buang waktu, meskipun ga 100% tepat sasaran.

Terserah kemana saja, bagaimanapun keadaannya, yang terpenting aku dan kamu tetap bersama 

Family Time

Love of my life
David and Dad
Family time!

Location : Sky Level, Pvj Bandung






Smile

Smile, because we can!

Hot Spring