Saturday 21 July 2018

Thanks for today!

Satu foto dengan sejuta makna.
Tepatnya malam ini, imanku dikuatkan lagi. Dibakar lagi dan ditantang lagi. 
Dalam hal ini aku ga butuh orang yang hebat atau terkenal, aku ga butuh orang yang memiliki uang banyak dan bla.. Bla.. Bla... 
Tapi dimana aku bisa merasakan suasana rumah. Ya, di dalam rumah kita bisa menjadi apa adanya, dirumah kita tau baik dan buruk anggota keluarga kita dan menerima setiap kekurangan. Di rumah mungkin ada kala kita menyakiti atau tersakiti tapi tidak lantas untuk pergi dan pindah ke rumah orang lain. Tetapi tinggal tetap.
Dibentuk dan menjadi dewasa bersama.
Ya ini yang aku rasakan, terlebih bersyukur untuk mentor kami, orang tua rohani kami dan gembala kami. Terlalu banyak pelajaran hidup yang aku dengar dari mereka dan harus aku alami juga. Disini aku ga merasa mereka sebagai pemimpin saja tapi menjadi seorang gembala yang baik. Yang menerima dan memelihara domba dombanya. 

Kali ini aku, David, Ka Adit, Olive, Hagai, om Rudy and tante Sisca. Sesudah pulang kerja duduk bersama, makan bersama, becandaan dan om mulai sharing. Ini adalah awal yang baik dan sesuatu yang aku nantikan juga sejak lama. Dan ya akhirnya bisa kumpul bersama, untuk segera melakukan sesuatu. 
Om dan tante begitu mempersiapkan generasi, ga hanya soal pelayanan aja tapi sampai masuk kedalam kehidupan. Dan ini real, sesuatu yang harus orang-orang lewati. Membangun suatu hubungan dengan Tuhan dan sesama, karir dan rencana selanjutnya.
Aku percaya mereka sangat menyayangi kami, peduli sampai kepada hal yang mungkin tidak semua orang bisa sentuh untuk urusan pribadi. Contoh nyatanya aku dan David waktu jaman PDKT. Aku yakin mereka bukan orang yang sok ingin ikut campur urusan orang dalam hal yang negatif tapi aku yakin mereka peduli. 
Dalam tahap kami pacaranpun mereka ga cuman sekedar "oh, oke mereka aman"
No!
Tapi jauh dari itu mereka juga tau yang terbaik untuk kami dan mau mengarahkan ke jenjang selanjutnya. Sejujurnya aku ga pernah nemu orang kaya mereka. Aku bersyukur, bersyukur, bersyukur. Ya, bagaimanapun kita anak muda, dan sepintar apapun kita. Kita butuh arahan dan ya bisa jadi Tuhan yang mau bicara pada kita melalui mereka. 
Sudah umurnya kita mendapatkan bertanyaan.
Kapan nikah?
Kapan nikah?
Kapan nikah?

Aku ga mau pusing dengan orang yang sejenis itu, pertanyaan basa basi yang beneran basi. Tapi om dan tante yang bener-bener membuka pikiran kita dan melalui mereka aku dan David berani untuk melangkah. Meskipun aku harus memenuhi kebutuhan keluarga. Disini aku harus berespon positif dan percaya Tuhan punya rencana. Aku ga mau pusing dengan urusan yang bukan di luar kontrol aku dan David. 
Selanjutnya, cuman bisa berdoa. Bangun keintiman dengan Dia. 

No comments:

Post a Comment

Hot Spring