Friday 6 July 2018

Move!

Tepatnya 1 bulan setengah lagi mau ga mau aku dan keluarga harus pindah dari rumah ini. Rumah yang sudah 24 tahun lebih kita tempati. Tuhan denger doa kita di tahun ini dan sangat bersyukur. Semua serasa campur aduh, senang dan aku semangat untuk bisa menempati si calon rumah baru.

Terbayang sudah semua hal yang akan aku lakukan disana. Mendekor rumah, yang paling penting adalah kamar pribadiku, membeli beberapa furniture baru, rumah yang lebih luas, lingkungan baru dan tentunya banyak lagi hal yang baru. So excited!
Tapi mau ga mau juga hal yang biasa aku lewati akan banyak berubah dan harus bisa beradaptasi lagi dengan semua perubahan baru yang terjadi.
1. Jarak antara si calon rumah baru dengan kantor akan semakin jauh. Dan otomatis aku harus bangun lebih pagi dari biasanya dan menempuh perjalanan pulang yang cukup melelahkan.
2. Jarak rumah aku dan David terbilang sangat dekat, pulang pergi kerja tiap hari bareng, bahkan kita bisa ambil waktu untuk bisa makan siang bareng, karena memang jarak kantor aku dan David juga berdekatan. Mau urusan bisnis sepatu gampang, kalo ada apa-apa serba deket dan mudah. Tapi sejujurnya sampai saat ini pun aku belum terbayang, nanti akan seperti apa.
3. Dan yang pasti mau ga mau harus beradaptasi lagi dengan orang-orang dan tetangga baru.
4. Pilihan yang terakhir adalah antara pulang pergi dengan jarak yang lumayan jauh atau ngekos di daerah kantor.
5. Dan satu lagi Deby mungkin sedikit terhambat dengan jaraknya ke kampus. Tapi bersyukur juga Hagai September 2018 ini selesai kuliah. Puji Tuhan....

Ehmmmm...

Tapi setelah aku lihat lagi kebelang, ini tahun yang bener bener beda dan banyak hal yang baru dan ga pernah aku pikirkan sebelumnya.
Bahkan semua hal Tuhan ikut serta dan mujizat Tuhan selalu ada. Termasuk tentang rumah ini juga salah satu mujizat yang keluarga kami dapatkan Tahun ini.

Mungkin lain waktu aku bisa share lebih banyak lagi  khusus tentang hal ini. Soonnnn...

Dan tahun ini juga aku dan keluarga masih harus berjuang. Terutam aku harus press semua egonya aku untuk semua hal bisa berjalan dan untuk kedepanya. Aku harus membantu orang tua, meskipun saat ini gajiku belum seberapa. Gaji yang tadinya adalah hak ku sekarang bukan lagi hak ku, dan ga boleh egois, hampir semua gaji yang aku dapat untuk memenuhi kebutuhan keluarga ini dulu.

Harusnya aku bisa belanja ini dan itu
Harusnya aku bisa pergi liburan keluar kota dan keluar negeri.
Harusnya aku bisa lebih banyak lagi untuk bisa menabung.
Harusnya aku bisa makan makanan enak.
Harusnya aku bisa beli barang baru
Harusnya aku bisa nambah untuk modal bisnis dari semua gajiku.

Tapi semua hal di atas adalah kebalikannya. Dan harus mengutamakan kebutuhan yang lebih mendesak yaitu kebutuhan kelurga. Aku tau ini bukan hal yang mudah seperti halnya menulis atau berkata kata.
Aku harus bisa menghidupi diri sendiri dari bisnis yang aku dan David buat. Masih belum bisa bernafas lega dulu. Salah satu yaitu bisnis sepatu dan aksesoris kami.
Tidak ada maksud aku untuk mengasihani diri sendiri, hanya saja aku bangga ternyata aku bisa melakukan hal ini, ternyata aku tak seegois dulu, mengepress segala egoisku, press semua kesenanganku, bahkan masa depanku untuk sementara, untuk kami sekeluarga bisa berjalan bersamaan.

Tugas orang tuaku sudah selesai, memfasilitas aku sampai kuliah selesai. Aku terkagum dengan semua pekerjaan Tuhan dalam keluarga kami. Dari keluarga yg sederhana tapi Tuhan pelihara bahkan Tuhan ijinkan kami semua bisa kuliah di waktu yang tepat.
Ya karena aku percaya semua itu ada waktunya. Ada waktunya kita menabur, ada waktunya kita menuai. Tuhan punya waktu dan segalanya, Dia mau kita dapat yang terbaik sesuai dengan kehendakNya.

No comments:

Post a Comment

Hot Spring